Bagi sebagian guru meraih penghargaan
guru berprestai adalah puncak prestasi pada kariernya, siapa sih yang ga pingin
meraih gelar tersebut. Akan tetapi butuh ilmu yang harus dierap agar gelar
tersebut dapat kit araih. Nah pada pertemuan ke 7 ini, pak Sigit Suryono yang
akan berbagi pengalaman, ilmu dan strategi bagaimana menjadi “ Guru
Menulis dan Berprestasi” . Bapak Sigit Suryono merupakan salah satu guru SMP
Negeri 1 Wonosari Gunungkidul yang
berhasil menyabet beberapa kejuaraan guru berprestasi. Beliau akan berbagai
pengalaman dengan teman-teman berkaitan dengan keberhasilannya dalam menjadi
juara 1 guru berprestasi smp tingkat nasional tahun 2015 maupun sebagai duta
rumah belajar tahun 2018. dan prestasi yang lain yang semoga bisa menjadi
profokator bagi teman-teman di group ini untuk bisa mencapai hal tersebut.
Sesuai dengan judul yang disampaikan oleh
omjay yaitu "Guru menulis dan Berprestasi" sebenarnya beliau baru satu kali membuat buku
itupun harus dibuat bersama istri selama 9 tahun baru bisa jadi 1 buku kumpulan
cerpenyang dengan judul "aku ingin menghitung rembulan" pada tahun
2017 berhasil menjadi salah satu desiminator terbaik literasi smp tingkat
nasional. "betapa sulitnya saya membuat karya". Namun di sisi lain beliau
sering membuat coretan artikel, berita dan juga tutorial yang lumayan banyak
yang diupload di web yaitu di ciget.info maupun di inobel.id
Hal pertama yang ingin beliau sharingkan
adalah tentang bagaimana beliau bisa meraih juara 1 Guru berprestasi tingkat
Nasional pada Tahun 2015.Untuk mencapai kejuaran tersebut sebenarnya beliau mulai
menyiapkan diri sejak awal bekerja di SMP Negeri 1 Wonosari. Pada saat itu
masih CPNS diminta untuk mengikuti kegiatan seleksi simposium tingkat
Propinsi DIY tahun 2006. beliau melihat
ada peluang yang direkam dari senior-senior saat pelaksanaan simposium tersebut yaitu
banyak dari peserta simposium yang ahli dalam penelitian namun belum banyak
yang menguasai TIK, sedangkan teman-teman yang menguasai TIK banyak yang tidak
mau melakukan penelitian bahkan malas menulis laporan.
Simposium pada waktu itu diikuti oleh
semua ketua MGMP SMP maupun pengurus hampir semua bidang study yang ada di
propinsi DIY dan setiap Kabupaten wajib untuk mengirimkan peserta dalam
kegiatan tersebut. Itu sebagai sebuah tantangan dan peluang bagi beliau untuk
mempromosikan diri kepada para senior, hal tersebut dikarenakan pada tahun 2006
beliau sudah menyelesaikan S2 untuk jurusan Teknologi Pembelajaran .
Jadi untuk keberhasilan awal yang beliau rasakan adalah:
1.
Pendidikan amat
penting bagi kita saat akan terjun ke dunia kerja
2.
Pemilihan jurusan S2
yang tidak linier bagi saya pada saat itu karena pingin punya keahlian yang
belum banyak dimiliki oleh teman-teman di dunia pendidikan pada saat itu.
Dari simposium tersebut beliau mulai diminta
untuk mengajar Powerpoint, flash, blog, dan lain-lain dari sekolah-sekolah di wilayah kabapaten gunungkidul, lintas
mgmp, dan juga diminta untuk menjadi trainer kegiatan di tingkat kabupaten
maupun tingkat propinsi.
Kemudian ajang lomba mulai saya jajaki,
kegagalan setiap mengirimkan karya, dan proposal berkali-kali. Namun pantang
menyerah terus mencari informasi lomba lewat web maupun blog tentang info
lomba. jangan tunggu informasi dari dinas karena pasti akan terlambat...
kegagalan-kegagalan yang ada di depan mata saat lomba, bahkan karya terbaik
yang beliau buatpun masih kalah, padahal dalam lomba padalah pada saat itu
karya yang beliau buat lebih baik dari karya peserta lomba lain? "Inilah
masalah baru bagi pemain lomba"
Oleh karena itu beliau melakukan riset kenapa
selalu kalah dan beliau renungkan akhirnya mulai tahun 2009 beliau sudah mulai
mencicipi hasil kejuaran dari tingkat kabupaten, regional, maupun propinsi,
namun di tingkat nasional beliau selalu
kalah dalam 6 kali berhasil menjadi finasil lombtingkat nasional apa sih yang
menyebabkannya"?
Saat kita benar-benar ingin mengikuti lomba
tingkat nasional maka kita harus melakukan:
1.
Mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya karya yang akan kita ikut lombkan (kecuali masih tahap
awal karena hanya ingin mencoba berhasil/tidak ya gagal/tidak),
2.
Karya yang kita
ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang kita buat tidak
maksimal karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun siapkanlah karya
yang dibuat itu jauh hari bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan yang di dalamnya
ada jiwa dan ruh kita, semangat kita.
3.
Jika kita lolos ke
nasional perlu di lihat kembali apasih yang akan dinilai saat kita mengikuti
lomba tersebut, apakah karyanya ataukah presentasinya (hal ini sangat penting
saat kita mengikuti suatu lomba)
4.
Siapkan di Siapkan diri, pribadi, mental dan juga fokus pada
lomba
5.
Saat
presentasi lomba fokus pada materi yang akan disampaikan, jangan sampai keluar
dan menyimpang dari presentasi yang telah disiapkan karena akan banyak memakan
waktu
Kegagalan-kegagalan di awal beliau ikut lomba
di tingkat nasional karena pada saat pemaparan, sering melakukan presentasi
yang keluar jalur bukan pada pokok media atau penelitian yang dibuat misalnya (
siapa saya, prestasi apa yang miliki,
membanggakan organisasi, sekolah, maupun yang lainnya sehingga keluar jalur
dari presentasi yang seharusnya harus fokus pada media yang saya presentasikan)
itu penting sekali karena beliau pernah gagal di ajang inobel tahun 2009 saat
itu beliau kehabisan waktu karena hanya menceritakan siapa dirinya, dan
lain-lain yang akhirnya harusnya dari teman-teman peserta pada saat itu menilainya
bisa masuk 3 besar ternyata tidak masuk .
Orang-orang yang luar biasa di group ini ada
yang juara inobel, ada yang juara lkg, ada yang juara bidang lain tentu juga
merasakan apa yang pernahbeliau rasakan, lomba itu pasti hasilnya gagal atau
juara. kalau gagal maka kita harus melakukan evaluasi. kalau menang jangan
jumawa karena suatu saat bisa juga kita akan kalah ketika tidak bisa kontrol
diri "AKU-nya muncul" sehingga saat presentasi di lomba lain bisa
kalah dengan orang lain. Maka saran beliau pada teman-teman di group ini dan
tentu buat beliau sendiri mari kita terus belajar-belajar-dan belajar, belajar
dimana saja, kapan saja dengan siapa saja" (seperti slogan Rumah Belajar)
ya.
Tips
untuk sukes meraih juara Gupres tingkat Nasional adalah :
1.
Untuk tahun 2015
syarat portofolio adalah 8 tahun. Itu hal yang menantang bagi peserta
gupres maka penting untuk mengarsipkan semua kegiatan yang pernah dilakukan
dari tahun ke tahun, usahakan mengarsip dokumen kegiatan yang telah dilakukan
setiap saat, sehingga semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres,
seperti undangan, catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang saya
ikuti, foto, video dan dokumentasi, piagam dan sertifikat yang lain selama 8
tahun tersebut hampir semuanya lengkap
2.
Persiapkan naskah
inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan
masing-masing karya.
3.
Tampilkan karya
inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru miliki
4.
penguasaan pada
karya kita itu sendiri adalah nilai yang utama, kebanyakan kita gagal saat
presentasi karena kita kurang menguasari karya kita secara detail baik dalam
file presentasinya maupuan laporan yang kita buat
5.
Buat makalah
evaluasi diri mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan tata
penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi
6.
Persiapkan video
pembelajaran untuk satu tatap muka yang mencerminkan proses pembelajaran yang
benar sesuai dengan rpp yang kita buat
Adapun tahapan-tahapan seleksi guru
berprestasi dari tingkat kabupaten sampai nasional yaitu:
Tingkat kabupaten
1. Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik dan
Kompetensi Profesional
2. Test Wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi Prefesional, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian.
3. Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Propinsi
DIY
1.
Test tertulis
meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan
Kompetensi Profesional
2.
Test wawancara
meliputi Kompetensi Pedagogik , Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan
Kompetensi Profesional
3.
Psikotest
4.
Presentasi dan
wawancara karya ilmiah
Tingkat Nasional
1.
Test tertulis
meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan
Kompetensi Profesional
2.
Test wawancara
meliputi Kompetensi Pedagogik , Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan
Kompetensi Profesional
3.
Psikotest
4.
Presentasi dan
wawancara karya ilmiah
Demikian
ilmu, tips dan trik yang sudah dibagikan oleh bapak Sigit Suryono, bagi teman-
teman guru yang ingin mefraih gerar / penghargaan “ GURU BERPRESTASI” mari
siapkan segala sessuatunya mulai dari sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar